judul

Rani damayanti

Sabtu, 22 Desember 2012

UMMU KULTSUM YANG MEMBAWA DUA EKOR UNTA

RANI DAMAYANTI Siang itu di kota Mekah panasnya begitu terik. Ummu Kultsum berjalan sambil menundukkan kepala untuk melindungi matanya dari debu yang mengepul. Dia hendak berbelanja keperluan sehari-harinya di pasar. Tiba-tiba dia dikejutkan oleh kerumunan orang-orang yang sedang memukuli seorang pria. “Dasar pengikut Muhammad, berani-beraninya kau berkeliaran di kota ini,” kata salah seorang dari kerumunan itu sambil menghujamkan kakinya ke dada pria malang tersebut. “Laa…ilaha illallaah…!” ucap pria malang itu. “Hey! Kembalilah pada Tuhan kami Lata dan Uza, maka kami akan mengampunimu!” “Demi Alloh sekalipun kalian membunuhku, aku hanya akan menyembah Alloh! Laa…ilaha illallaah!” kata pria itu. Maka pukulan dan tendangan pun kembali menderanya. Ummu Kultsum tidak kuasa melihat kejadian itu. Dia pun memanjatkan doa: “Ya Alloh, berilah kekuatan kepada pria malang ini. Semoga Engkau melindunginya!” Kemudian karena tidak tahan, Ummi Kultsum pun cepat-cepat meninggalkan tempat tersebut. Beberapa hari kemudian Ummu Kultsum kembali bertemu dengan pria yang dianiaya tersebut. Dia lalu mendekatinya. “Wahai insan yang dilindungi Alloh! Mengapa kau tidak ikut berhijrah ke Madinah bersama Rasulullah saw? Sementara orang-orang di kota ini tidak akan membiarkan kau menyembah Alloh?” tanya Ummu Kultsum. Pria itu menatapnya dengan heran, “Apakah kau seorang muslimah?” “Ya, saya juga pengikut Muhammad!” jawab Ummu Kultsum. “Sebenarnya saya ingin pergi ke Madinah. Tapi aku hanyalah orang miskin. Aku tidak punya unta untuk membawaku ke sana. Sedangkan untuk berjalan kaki, aku pasti tidak sanggup. Kau tahu kan, jarak Mekah ke Madinah begitu jauh!” katanya. “Aku memiliki dua ekor unta. Aku akan memberikannya satu untukmu. Asalkan aku boleh ikut berhijrah ke Madinah!” kata Ummu Kultsum. “Subhanallah! Terima kasih atas pertolongan-Mu ya Alloh!” ujar pria itu dengan terharu. “Lalu kapan kita akan berangkat dan dimana kita akan bertemu! Sungguh berbahaya bagimu seandainya keluargamu tahu tentang hal ini.” “Aku akan menemuimu tengah malam nanti di Bani Tan’im” kata Ummu Kultsum sambil cepat-cepat meninggalkan pria itu. Malamnya, pria itu menunggu dengan tidak sabar kedatangan Ummu Kultsum. Kemudian dilihatnya dua ekor unta yang dituntun seorang wanita berjalan menuju ke arahnya. Dengan gembira dihampiinya wanita itu yang ternyata adalah Ummu Kultsum. “Alhamdulillah, ternyata Alloh melindungimu,” ucapnya lega. Mereka bergegas menaiki untanya dan memulai perjalanan mereka ke Madinah. Sementara itu Imarah dan Walid kakak dari Ummu Kultsum , terkejut ketika keesokan harinya mereka menemukan kamar tidur adiknya telah kosong. Mereka mencarinya kemana-mana, namun hingga siang hari pun adik mereka tidak ditemukannya. Seseorang berkata: “Wahai Imarah, bukankah adikmu telah pergi menyusul Muhammad ke Madinah?” “Tidak mungkin!” pikir mereka. “Apakah adikku sudah mengikuti agama Muhammad? Kalau begitu kita harus segera mengejarnya! Kita harus menyeretnya pulang! Jangan sampai dia tiba di Madinah.” Mereka berdua segera memacu kuda mereka menuju Madinah. Sementara itu Ummu Kultsum dan pria tersebut telah tiba di Madinah dan disambut dengan baik oleh Rasulullah saw. Namun kegembiraan itu terusik ketika kedua kaka Ummu Kultsum tiba dan dengan marah meminta supaya Rasulullah saw menyerahkan adik mereka. “Wahai Rasulullah, janganlah kau serahkan aku kepada mereka. Sesungguhnya aku telah memeluk agama Islam sedangkan mereka belum,” pinta Ummu Kultsum. Sejenak Rasul ragu karena menurut perjanjian Hudaibiyah, orang-orang yang berhijrah harus dikembalikan. Sementara pantang bagi Rasulullah saw untuk mengingkari janji. Itulah memang seharusnya akhlak seorang Muslim. Kemudian turunlah wahyu Alloh: “Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu permpuan-permpuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan) mereka, Alloh telah mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang yang tidak beriman kepada-KU. Mereka tidak halal baginya dan orang-orang yang tidak beriman itu tidak halal bagi mereka. Dan berikanlah kepada (suami-suami) mereka mahar yang telah mereka bayar. Dan tiada dosa atasmu untuk mengawini mereka apabila kamu bayar kepada mereka maharnya. Dan jangalha kamu tetap berpegang pada tali perkawinan dengan perempuan-perempuan yang tidak beriman, maka hendaklah kamu minta mahar yang telah kamu bayar, dan hendaklah mereka meminta mahar yang telah mereka bayar. Demikianlah hukum Alloh yang ditetapkan-Nya di antara kamu. Dan Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (al – Mumtahanah; 10) Rasululloh berpaling kepada Ummu Kultsum dan bertanya, “Wahai Ummu Kultsum, apakah benar hijrahmu ke Madinah ini karena engkau mencintai Alloh dan Rasul-Nya?” “Benar, ya Rasulullah!” jawab Ummu Kultsum. “Apakah hijrahmu ini bukan karena cintamu kepada harta dan keluargamu?” tanya Rasululloh lagi. “Benar, ya Rasulullah!” jawab Ummu Kultsum. Rasululloh menganggukan kepalanya dan berkata kepada Imarah, ”Wahai Imarah, saya tidak akan mengembalikan Ummu Kultsum kepadamu. Dia sudah memilih Alloh dan Rasul-Nya!” Maka kedua kakak Ummu Kultsum kembali ke Mekah semntara Ummu Kultsum tetap tinggal di Madinah bersama para Muslimah lainnya. ranilovemyfamily.blogspot.com

SITI AISYAH BERHATI-HATI DALAM MENJAGA KESUCIAN DAN KEHORMATANNYA

RANI DAMAYANTI, TADRIS MATEMATIKA Pada suatu hari betandanglah ke rumahnya, pamannya sesusuan, yaitu saudara ayahnya yang satu susuan( yang sama-sama menyusu kepada seorang ibu), bukan pamannya yang bersaudara kandung dengan ayahnaya. Orang laki-laki itu ingin bertemu dengan aisyah. Atas kedatangan pamannya itu dirundingkannyalah dengan nabi, apakah boleh i
a bertemu dengan pamannya itu. Ujar nabi,”terimalah dia wahai aisyah, bukan kah itu paman mu sendiri.” Mendengar itu barulah beliau menerima pamannya itu untuk menemuinya sendiri. Demikianlah berhati-hatinya siti aisyah menjaga kehormatan dirinya , sedang menerima pamannya itu masih ragu-ragu hatinya, apalagi bukan muhrimnya. Sifat yang baik ini harus dipunyai oleh setiap muslimin dan inilah yang mengamankan rumah tangga dan akan membuat hati suami percaya kepada istrinya. Tetapi jika seorang istri, tidak pandai menjaga yang demikian, bahkan memberi kesempatan kepada semua laki-laki masuk rumahnya, dengan tanpa izin suaminya, tentu inilah yang akan memberikan akibat yang tak baik yang akan membawa berantakan rumah tangga yang diakhiri dengan perceraian, perpecahan dan pembunuhan. Mudah-mudahan istri-istr i wanita islam akan menghiasi dirinya dengan sifat-sifat yang mahmudah ini.

Jumat, 21 Desember 2012

KISAH SITI KHADIJAH

ranilovemyfamily.blogspot.com Khadijah binti khuwailid,…. Beliau di juluki Ath-thohirah, yang berarti bersih dan suci. Beliau tumbuh dalam lingkungan keluarga yang mulia dan pada gilirannya beliau menjadi seorang wanita yang cerdas dan agung. Beliau dikenal sebagai seorang yang teguh dan cerdik dan memiliki perangai yang luhur. Karena itulah banyak laki-laki dari kaumnya menaruh simpati kepadanya. Setelah bercerai dengan suami yang pertama, banyak dari para pemuka-pemuka Quraisy yang menginginkan Beliau untuk dijadikan istri, tetapi, Khadijah lebih memprioritaskan perhatiannya dalam mendidik putra-putrinya, juga sibuk mengurusi perniagaan yang kemudian dari hasil usaha yang di kelolanya, Beliau menjadi seorang yang kaya. Kepandaian dan kejelian Beliau, kemudian Beliau menawarkan Muh
ammad yang pada saat itu belumlah diangkat menjadi Nabi, untuk menjual dagangannya. Kejujuran dan sikap profesional yang di miliki Muhammad dalam berdagang, membuat kekayaan Khadijah semakin bertambah banyak. Khadijah memiliki wajah yang cantik, berasal dari keturunan yang terhormat, memiliki martabat karena kepandaian dan kecerdasaanya, dan ia juga adalah wanita yang kaya raya. Maka tidaklah mengherankan dengan kondisi yang demikian itu semakin banyak para pemuka Quraisy yang terhormat dan kaya raya ingin menjadikan Khadijah sebagai istri. Singkat cerita, semua tawaran tersebut ditolak oleh khadijah, karena hatinya telah tertambat pada pribadi yang terpercaya, jujur, profesional dalam bekerja, dan memiliki akhlaq yang mulia, ia adalah Muhammad. Dan Allah mentakdirkan mereka untuk menikah, walaupun pada waktu itu, umur Khadijah yang telah sampai di usia 40 Tahun kecantikannya tetap mempesona Muhammad yang berumur 25 tahun. Keutamaan Khadijah diriwayatkan sebagaimana sabda Rasulullah saw ; “Tidaklah Allah mengganti untukku (istri) yang lebih baik darinya (khadijah). Dia beriman kepadaku saat orang-orang kufur. Dia mempercayaiku saat orang-orang mendustaiku. Dia memberikan hartanya kepadaku saat orang-orang mengharamkan harta untukku. Dan dia memberikan aku anak saat Allah tidak memberikan anak dari istri-istriku yang lain”. Khadijah adalah sosok wanita pilihan yang Allah amanahkan untuk mendampingi Muhammad dalam menjalani tugasnya sebagai Rasul Allah. Salah satu hikmah yang bisa kita petik dari kisah hidup khadijah, adalah keuletannya, kesungguhannya, kecerdasan dan ketelitiannya dalam menjalankan usaha perdagangan. Tetapi, semua usahanya itu tidaklah ia jadikan semata-mata untuk kesenangan yang bersifat keduniawian semata. Sebagaimana sabda Rasulullah, Khadijah dengan rela memberikan hartanya untuk kepentingan dakwah Rasulullah. Dan hal itu, Beliau lakukan sampai ajal menjemputnya. Apa yang dilakukan oleh khadijah sangat berkaitan erat dengan makna zakat. Zakat….hanya diwajibkan bagi mereka yang memiliki kelebihan harta yang telah memenuhi syarat dan perhitungan yang telah ditetapkan. Artinya, agar jika seseorang ingin ber-zakat, maka ia harus berusaha. Dan dari apa yang Allah berikan atas hasil usahanya itulah yang wajib ia keluarkan zakatnya. Dan bagi seorang istri yang tidak bekerja, maka ia dapat berzakat apabila ia mendapatkan nafkah yang khusus diberikan oleh suaminya… Dengan demikian, bekerja…adalah termasuk dalam ibadah yang juga bernilai pahala di sisi Allah. Islam tidak menghalangi kaum wanita untuk produktif dalam mencari karunia Allah di dunia ini dengan bekerja, bahkan Islam menganjurkan agar kaum wanita tidak kalah produktifnya dengan kaum pria. Dan Allah memberikan pilihan bagi kaum wanita, apakah ia mau memilih sebagai pekerja, wanita karier, pengusaha, atau sebagai ibu rumah tangga.. Semua itu sama baiknya. Selama ia menjaga kehormatannya, harga dirinya, dan taat pada aturan yang Allah tetapkan. Apapun pilihannya, Insya Allah akan bernilai pahala. Dalam kisah Siti Khadijah, Allah telah mengabadikan teladan bagi kaum wanita…, Khadijah, adalah wanita yang cerdas, ibu rumah tangga yang amanah, pendidik bagi anak-anaknya, pengusaha yang sukses, Istri seorang Nabi dan Rasul, dan pejuang di jalan Allah…. Dan tidaklah mungkin Allah jadikan khadijah sebagai teladan jika tidak mungkin untuk di teladani, karena pada dasarnya, kaum wanita…adalah kaum yang mampu melakukan semua itu… Wallahu’alam..

Kamis, 20 Desember 2012

WANITA YANG UCAPANNYA DIDENGAR ALLAH

ranilovemyfamily.blogspot.com Wanita itu bernama Khaulah binti thalabah, bersama suaminya Aus bin samit ia tinggal di suatu rumah kecil, suaminya ssangat kasar dan mempunyai perangar yang buruk. Bahkan ia sering ringan tangan terhadap istrinya, ketika khulah melihat suaminya datang, dia suguhkan makanan seadanya berupa roti kering dan minyak, melihat makanan seadaya aus sangat marah dan memaki istrinya, wanita itu hanya menyimpan kesediahan dalam hatinya, bahkan sering kali khaulah tidak makan, demi mengutamakan kebutuhan suaminya, Melihat makanan yang seadanya aus marah bukan kepalang dia memaki istrinya dan terucap kata-kata dari mulut aus “ENGKAU BAGIKU SEBAGAI PUNGGUNG IBU KU”,mendengar perkataansuaminya itu khaulah sangat sedih, khaulah menangis karna suaminya tersebut telah menceraikan dirinya secara jahiliah. Sambil menangis khaulah datang menghadap rasulluwlah, dan menceritakan semua yang di alaminya kepada rasuluwlah, rasuluwlah berkata “ suruhlah suamimu memerdekakan seorang budak,, dia tidak memeiliki apa yang dapat di merdekakan jaeab khaulah, kalau begitu suruhlah suamimu puasa selama duaa bulan berturut-turut,, tapi dia sudah sangat tua dan sakit-sakitan dan tidak mungkin dapat berpuasa selama itu, kata khaulah,kalau begitu berilah makan oleh suamimu enam p
uluh orang miskin atau enam puluh peti kurma, khaulah menjawab, “ya rasul dia tidak mempunyai skian banyak kurma, , mendengar itu rasul berkata,’ ya sudah kalau begitu aku akan membantu membayarnya. Mendengar itu betapa senang hati khaulah dan ia pulang dengan wajah berseri-seri, aus merasa bersalah dan sangat menyesal dengan perbuatan nya,, khaulah pun setibanya dirumah langsung menceritakan apa yang dikatakan rasul kepadanya,, dengan perasaan senang aus meminta maaf kepada istrinya dan enyesali perbuatannya, Sungguh islam benar-benar agama yng tidak memberatkan umatnya,,begitulah kisah khaulah dengan ketegaran, kesabaran dan kepatuhanya terhadap suami, dan pada suatu hari khaulah bertemu dengan umar yang pada saat itu memegang jabatan sebagai pemimpin kaum muslimin, khaulah menasehati umar dengan berkata “ hai umar bertakwalah kepada allah dalam kesejahteran rakyat,, demikian lah khaulah menasehati umar, dan mendengarkan dengan penuh perrhatian, sampai salah seorang yang melihat hal itu berkata kepada umar, “ wahai umar tidakkah kau marah?? Bukan kah wanitu itu sudah menghinamu? Umar menjawab “ tidakkah kau kenali siapa dia, inilah wanita yang ucapanya didengar allah dari atas langit ke tujuh, dialah khaulah binti talabah, penyebab turunnya awal surat Al-mujadilah, demi allah apabila dia berdiri semalaman suntuk aku tidak akan eninggalkannya kecuali untuk sholat, dan setelah sholat aku akn cepat kembali dan mendengarkan apa yang dia katakan . Demikianlah kisah seorang wanita yang mempunyai kesabara, ketegran dan rasa hormat kepda suaminya,,,mudah-mudahn kisah ini dapat menjadi inspirasai bagi wanita-wanita muslim di dunia.. Sumber:Jabir Asysyaal,AL-quran bercerita soal wanita,1988, cet 1,jakarta:gema insani

Selasa, 18 Desember 2012

UMMU SULAIM YANG BIJAKSANA

ranilovemyfamily.blogspot.com UMMU SULAIM adalah istri abu THALHAH yang menjadi sahabat nabi muhammad. Dia memepunyai seorang anak laki-laki yang masih kecil. Ketika abu THALHAH bepergian, mendadaklah anaknya itu sakit sehingga ia meninggal dunia. Ketika hari wafat putranya itu, Abu thalhah pun tibalah kerumahnya , sebelum itu ummu sulaim telah berpesan kepada keluargaya, jika abu thalhah datang nantinya, sekali-kali jangan lah dikatakan kepadanya bahwa putranya telah meniggal dunia dan biarlah ia sendiri yang mengabarkan kepadanya. Sewaktu abu thalhah tiba, disambutlah dengan baik oleh istrinya, dengan muka yang berseri-seri , sehingga tidak kelihatan bahwa ia sedang berduka. Bertanyalah Abu thalhah pad istrinya “ bagaimana keadaan anak kita, kemana dia kenapa tidak nampak sebagaimana biasa? Jawab istrinya “alhamdulilah dia sedang tidur nyenyak, dan abu thalhah pun mempercayai saja kata-kata istrinya itu. Ummu sulaim melayani suaminya dengan sebaik baik mungkin, sehingga timbul keinginaan abu thalhah untuk menggauli istrinya, setelah melakukan hubungan suami-istri tersebut ummu sulaim bertanya pada abu thalhah “hai abu thalhah bagaiman pendapatmu jika seseorang meminjamkan sesuatu kepadamu, kemudian orang tersebut meminta kembali kepunyaannya itu? Jawab abu thalhah “ tidak apa-apa kita harus mengembalikan dengan baik pinjaman orang itu, apa maksud pertanyaanmu wahai ummu sulaim? Jawab istrinya anak kita adalah titipan allah dan sekarang telah diambil allah dengan tiba-tiba dan jenazahnya ada terbujur di tempat tidur yang saya katakan tadi,tidur nyenyak. Mendengar itu abu thalhah sangat marah dan berkata” mengapa kamu sembunyikan dari tadi hal ini, seh
ingga sauya berlumuran dengan ini (hadas besar). Abu thalhah pun dengan segaera memberitahukan kepada rasulullah,rosullulah pun berdoa untuknya yang berbunyi “ semoga allah memberkati kamu berdua pada malam itu( percampurannya dengan istrinya dalam hari wafat anaknya) akan mendatangkan anak yang shaleh pengganti anknya yang wafat itu. Tidak lama kemuduian ummu sulaim hamil dan dia melahirkan seorang bayi laik-laki yang sangat tampan yang diberi nama “ABDULLAH” demikianlah riwayat ummu sullaim, seorang wanita islam yang telah menunjukkan kebijaksanaanya dapat menghibur hati suaminya supaya jangan terkejut meliahat anaknya yang meninggal dunia secara mendadak.ummu sulaim pun telah dapat menunjukkan kesabarannya atas wafat anaknya itu dengan cara yang luar biasa. Semuanya ini terjadi karna beriman kepada allah, mudah-mudahan wanita islam lainya akan dapat mencontoh imannya ummu sulaim itu. Sumber:H.hadiyah salim,wanita islam,1994,bandung:PT Remaja Rosdakarya

Senin, 17 Desember 2012

KISAH FATUMATUZ ZAHRA

RANI DAMAYANTI, MATEMATIKA E,,, Al- kisah, Fatumatuz zahra binti rosulullah bertanya kepada rosul,, wahai ayah,, siapakah peminpin wanita di surga nanti ? Rasul menjawab kamu wahai putriku, adalagi kah jawab fatimah putri nabi Ada yaitu Fatimah binti qays. karena penasaran fatimah binti Rasulullah menjumpainya dan ingin menanyakan apa saja yang ibadah fatimah binti Qays lakukan. sesampai dipintu rumah fatimah binti Qays menyambutnya dengan baik. " Alhmamdulillah saya senang di datangi seorang puti Rasulullah, namun saya belum meminta izin suami saya untuk menerima tamu, Pulanglah dan besok kamu datang kembali kesini setelah saya meminta izin suami. " Fatimah Azzahra kembali pulang dan keesokan harinya datang lagi sesuai dengan saran Fatimah Binti Qays tapi kali ini membawa seorang wanita untuk menemani. " Alhamdulillah saya senang kedatangan tamu Putri Rosullullah, Silahkan masuk. Akan tetapi teman mu tidak boleh masuk, sebab saya hanya meminta izin menerima mu sendiri, bukan bersama temanmu, suruh teman mu menunggu di luar " sambut fatimah binti Qays. Lalu mereka berbincang-bincang dan Fatimah Menanyakan " Apa yang kamu perbuat terhadap suami mu " . " Setiap suamiku pulang mencari nafkah saya membawa handuk ditangan kanan dan cambuk ditangan kiri. saya usap keringatnya dengan handuk dan saya minta maaf bila ada hal yang tidak berkenan di hati suami ku saat meninggalkan rumah . jika kesalahannya tidak bisa dimaafkan maka aku rela dicambuk sebab saya lebih memilih disiksa di dunia daripada di akhirat kelak disiksa dicambuk dan dimasukkan keneraka." Seperti itulah Akhlak Fatimah Binti Qays. Dari kisah diatas,, dapat kita jadikan sebagai contoh teladan yang baik. Tidak hanya di jadikan sebagai sebuah cerita,, akan tetapi jauh lebih baik jika kita bisa meniru atau meneladani apa yang dilakukan wanita-wanita pada zaman rosuluwwlah tersebut,, Semoga kisah ini jadi teladan wanita muslimah